Jumat, 02 November 2012

Menu Makan di LN

Beberapa hal yang aku persiapkan sebelum keberangkatan terkait tinggal lama di luar negeri adalah peralatan masak, makanan dan pakaian. Selain hal tersebut, tentunya aku persiapkan juga peralatan terkait kuliah yang akan aku jalani. Waktu itu ak bawa banyak sekali makanan, mungkin hampir setengah koperku isinya makanan. Temenku bilang, “takut kelaparan loe disana?”
Peralatan masak terspesial yang aku bawa dari Indonesia adalah “cobek” terbuat dari kayu yang dipakai untuk membuat sambel, tak lupa dengan “ulekan-nya” juga. Beberapa teman menganggap aku membawa sesuatu yang tidak penting dan aneh, tapi buatku alat itu sangat penting. Aku bisa membuat sambel kesukaanku, bisa dipakai untuk tatakan saat memotong-motong sayur atau daging. Pokoknya sangat berguna sekali. Bicara “ulekan” tak lupa membicarakan makanan di LN. Kebetulan aku tinggal di Portugal, hanya 6 bulan saja. Portugal masih berasa seperti di Jakarta saat-saat awal datang (bulan agustus-september) namun berjalan selanjutnya ikut-ikutan sedingin Negara Eropa yang lain.
Bulan agustus aku sampai di Portugal, masih harus banyak beradaptasi terkait makanan. Banyak hal yang kurasakan aneh dilidahku. Aku menyiasatinya dengan memasak sendiri. Beberapa bumbu yang aku bawa dari Indonesia sangat membantu dalam menjembatani perubahan dan mempermudah adaptasi (kultur shock-red).
Banyak bahan makanan yang pada awalnya kurasakan asing, tapi lama kelamaan ternyata sama saja. Semua tersedia bahan makanan seperti di Indonesia. Mau apa? Sebutkan saja. Pasti ketemu barangnya. Sebelum berangkat ke Portugal aku pikir nantinya bahan makanan akan berbeda hingga aku membawa banyak makanan, ternyata aku salah. Hanya saja, untuk umat muslim yang harus makan makanan halal, memang harus merelakan waktu dan euro pergi ke kota lain jika menginginkan ayam atau daging halal. Satu hal yang belum aku temukan adalah kecap seperti yang di Indonesia. Kecap yang aku temukan di Portugal tuch kecap asam-manis seperti kecap teriyaki…tapi lumayan enak juga untuk obat kangen.
Aku menyebutnya bahan makanan special, untuk mendapatkan makanan special tersebut (kebiasaan di Indonesia) misalnya aku yang tinggal di sebuah kota kecil, harus ke ibu kota (1 jam by train) untuk mendapatkan tahu, taoge, daging halal, dll. Kalau makanan yang laen bisa aku dapatkan di supermarket terdekat. Aku biasanya akan pergi buat belanja makanan special 2 minggu sekali atau 1 bulan sekali, jadi belanjanya banyak sekalian. Dan biasanya aku akan pergi ke ibu kota sekalian sholat jumat, jadi sekali mendayung makan banyak hal bisa didapatkan. InsyaAlloh dengan jarak yang cukup jauh, sholat jumatanku banyak pahalanya.hehehe..bismillah…
Menyiasati makanan yang kebanyakan non halal dan tidak tahu bagaimana cara memasaknya, aku lebih senang memasak dan membawa bekal kemanapun aku pergi. Ke sekolah, aku bawa bekal, jalan2pun bawa bekal. Pada awalnya aku belum menemukan dimana makanan halal bisa didapat, jadi hari-hari aku lalui dengan makan ikan dan ikan. Selalu ikan..! pagi, siang, makan bersama ikan. Ada sup salmon, ikan goreng, cumi goreng dan udang. Lama-lama bosen juga, dan Alhamdulillah Alloh mempertemukanku dengan sebuah tulisan halal di jajaran tumpukan ayam disebuah supermarket dekat asrama.
Tanpa pikir panjang dan tanpa melihat isinya, akupun langsung ngambil dua bungkus yang ternyata beratnya 2 kg. dalam pikiranku. “Alhamdulillah…akhirnya ntar malam aku akan makan paha ayam!” sudah kubayangkan iklan kecap bango dimana bintang iklannya masak semur ayam. Yuhuiii…yummy…!! Alangkah terkejutnya ketika aku sampai di asrama dan bersiap-siap masak ayam goreng. Setelah kubuka bungkusan itu, ternyata isinya ampela! Jadi aku beli 2 kg ampela. Yach…tak apalah, yang penting bagian dari ayam..dan ada label halalnya.
Malasah yang kadang aku temui adalah ketika jalan2, dan melebihi jam makan siang, akupun terpaksa harus jajan juga. Satu tips yang menurutku sangat bagus buat yang berhati-hati terhadap makanan non halal adalah jajanlah di warung makan orang Pakistan muslim yang menjual kebab, dan ada label halalnya. Namun hal ini kadang susah didapatkan, walaupun kebanyakan ditiap kota kebab sudah eksis namun kalau perut sudah lapar ya mana tahan buat muter-muter nyari tukang kebab dulu. Jadi, hal yang sering aku lakukan adalah mengunjungi warung india. Selain penjualnya yang orang india dan fasih bahasa inggris, mereka kebanyakan akan menyediakan makanan vegetarian karena mereka sendiri kebanyakan juga vegetarian. Bilang saja menu pilihan untuk vegetarian. Maka mereka akan sangat senang menunjukkan pilihan-pilihan bagi vegetarian person. Selain hal tersebut, dapat juga pergi ke toko china, biasanya mereka akan menyediakan masakan asia. Tapi hati-hati, kadang mereka masaknya pakai winyak babi atau wine. Kalau terpaksa di sekitar situ tidak ada warung halal, warung india, atau warung china, akupun masuk saja sambil lihat-lihat. Disitu pasti tersedia banyak sayuran, jadi aku biasa memesan nasi dan sayur saja. Dan minum jus atau susu.
Selain makanan, pakaian yang aku bawa ternyata juga jadi kebanyakan. Aku membawa batik kebanyakan dan tidak mungkin tiap hari aku memakai batik. Karena di LN lebih enak pakai kaos, kalau dingin tinggal dobel2 kaos, ditambah jaket beres. Gak harus setrika, gak harus rapi2. Simple kan? Sudah gitu kebanyakan kalau jalan-jalan dan melihat pakaian yang lucu2 dan harganya murah pasti aku jadi pengen membelinya. Pelajaran yang aku dapatkan disini adalah :
1. Terkait makanan, kalau mau membawa alat makanan seperti Tupperware, sangat membantu. Aku membawa beberapa Tupperware buat bekal, sangat bagus dan kualitasnya oke. Tapi sebenarnya alat masak sangat mudah didapatkan, apalagi sekarang disetiap penjuru kota besar sampai kota kecil dengan mudah didapatkan yang namanya chinas shopping yang menjual berbagai macam alat rumah tangga produksi china. Apa saja dapat dicari disitu, dan murah-murah…walaupun kadang 3 hari dipakai akan rusak…(dilebay2in dikit sich….).
2. Untuk yang paranoid terhadap makanan. Tidak usah khawatir dengan makanan halal. insyaAlloh bagi siapa saja yang menjalankan perintahNya, ada jalan untuk mendapatkan makanan halal.
3. Pakaian, sebaiknya gak perlu lah membawa sebanyak gambreng, pasti akan beli di sini. Bagi penerima beasiswa, tentunya 1 bulan pertama belum menerima beasiswa karena beasiswa biasanya akan turun ditengah bulan atau akhir bulan. Ya tidak apa-apa pakai saja pakaian seadanya, yang kita punya. Ntar kalau beasiswa sudah turun, baru dech beli pakaian. Ada temen yang diawal-awal bulan karena dia hanya membawa 3 pakaian formal, 3 pakaian non formal dan beberapa pakaian dalam. Jadi 1 passang pakaian seringnya dipakai 3-4 hari.

Tidak ada komentar: