Kamis, 07 April 2011

Faktor “Kebutaan” yang berinisial “U”


Kebutaan merupakan sebuah proses yang menyebabkan seseorang tidak mampu melihat, biasanya disebabkan oleh kerusakan pada bagian mata (retina), bisa juga disebabkan karena catat bawaan, kecelakaan, terjadinya kerusakan saraf mata, pengkapuran bola mata, tersumbatnya produksi cairan mata, dan sebab yang lain.

Karena mata sering di sebut sebagai jendela dunia, maka ketika seseorang telah kehilangan penglihatannya atau mengalami kebutaan, seringkali akan merasa rendah diri karena tampak menjadi begitu lemah dan hidupnya tidak sempurna lagi. Mungkin hal ini tidak akan terjadi jika seseorang sudah sejak awal mengalami kebutaan (dari lahir sudah buta), namun jika seseorang yang karena beberapa masalah sehingga mengalami kebutaan, tentunya akan mengakibatkan terjadinya perubahan yang drastis yang tentunya berakibat pada psikisnya.

“Eyes is about physic”, yup… mata hanyalah asesoris yang dikaruniakan oleh sang pencipta kepada makhluknya, yang sehingga dengannya seharusnya kita bersyukur, namun ketika mata tidak dikehendaki oleh Nya lagi, maka itu adalah hak sang pencipta. Setidaknya sang pencipta masih mengkaruniai kita juga yang namanya “Mata Hati”. Mata hati yang tidak bisa di lihat, namun akan sangat berpengaruh pada baik buruknya jalan proses kehidupan dijalani.

Dalam sebuah blog seorang teman, pernah saya baca mengenai hubungan erat antara mata dan hati, disana dikatakan bahwa mata adalah pintu masuknya dosa yang melemahkan iman yang bersemayam didalam hati. Mata sebagai panglima hati, sebagai filter masuknya “ke-keduniawi-an” yang akan mempengaruhi hati.

Jadi ketika seseorang mengalami kebutaan mata, sebetulnya dia masih memiliki hati (keimanan hakiki) yang akan menjadi penglihatan batin terdalam sebagai fitrah manusia.

Jadi sekarang mari kita bicarakan mengenai hal yang lebih dalam, yaitu HATI. Secara fitrah, manusia hanya dikaruniai hati hanya satu, jadi tidak ada penggantinya. Hati manusia diciptakan untuk menyaring berbagai sisa metabolisme yang dihasilkan oleh tubuh. Dihati juga akan terjadi penetralan racun-racun yang membahayakan tubuh (deoksidasi), dengan melepaskan zat anti oksidan. Masih banyak juga fungsi-fungsi lain dari hati.

Dari hal ini, kita bisa memahami bahwa hati adalah salah satu organ vital tubuh. Bayangkan saja jika hati mengalami gangguan atau mengalami kerusakan. Tentunya fungsinya akan menurun atau bahkan hilang. Sebagai contoh saja ketika seseorang mengalami Sirosis Hepatis (Sirosis Hati), dimana hati mengalami fibrosis (hati berubah menjadi jaringan-jaringan parut). Salah satu tandanya adalah hati menjadi keras, hati menjadi membesar, tidak adanya enzim-enzim pencernaan yang mengakibatkan orang kebilangan nafsu makan, dan lain-lain. Sangat menyiksa tentunya.

Begitu bermaknanya fungsi hati, sebagaimana telah di tercurahkan dalam sebuah tembang “Jagalah Hati” yang memaknakan bahwa hati tidak hanya berfungsi sebagai pengelola keseimbangan metabolism tubuh saja namun lebih dari itu, hati sebagai mata batin seseorang yang mampu melihat lebih dalam…lebih dalam….. Keimanan, kepekaan, hati yang bersih…

---------------

Bagaimana jika seseorang telah dibutakan hatinya?

Fenomena yang muncul saat ini banyaknya orang-orang yang bisa melihat jelas dengan kedua matanya, namun seakan buta tidak peka terhadap lingkungan sekitarnya, telah mati mata hatinya, telah dibutakan mata hatinya.

Tak ada lagi rasa bersalah, tidak ada lagi rasa takut akan adanya kehidupan sesudah mati, tak ada lagi rasa cemas akan adanya pengadilan yang lebih tinggi dan pengadilan yang seadil-adilnya.

Bukan hanya barang bukti yang akan dengan mudah di buat, bukan hanya skenario-skenario kejahatan yang bisa dibikin dengan mudahnya. Menjungkir balikkan keadaan, memakan apa yang seharusnya bukan menjadi hak miliknya.

Namun, tidak ingatkan bahwa didalam pengadilan akhirat nantinya, barang bukti-barang bukti tersebut tidak bisa direkayasa, tidak bisa di sogok-sogok lagi.

Itulah, betapa menyedihkannya sikap-sikap kita sekarang ini, dengan mata mampu melihat dengan jelas, namun sang filter keimanan telah dibutakan oleh perilaku-perilaku hedonisme kita sendiri.

------------

Kebutaan yang barangkali tidak dapat di lihat, namun sangat jelas bisa dirasakan. Bisa jadi kebutaan ini menjadi kebutaan hakiki yang akan mengerogoti amal kebaikan yang telah kita kumpulkan selama ini. Menghabiskan asset-aset kebaikan yang kita tabung selama ini.

Kebutaan yang hanya disebabkan oleh Uang, pangkat, kedudukan…

Mengingatkanku pada sebuah kasus yang pernah aku dalami, mencoba mencerahkan dan memotivasi diri supaya lebih banyak beristighfar sehingga terhindar dari kebutaan hati karena Uang….naudhubillah….

Jumat, 01 April 2011

Mangkir


Mangkir, dalam kamus bahasa Indonesia ada gak ya? Bentar aku coba cari dulu….
Sesuai definisi yang aku dapatkan dalam artikata.com mangkir diartikan sebagai tidak datang atau absen. Kalo dalam bahasa inggrisnya “Skip”.
Yup, kata ini sudah tidak asing kok aku rasa. Hanya saja, mangkir adalah kejadian yang sangat aku hindari, kenapa? Ya karena mangkir adalah perbuatan yang tidak terpuji (menurutku), perbuatan yang tidak bertanggung jawab dan seenak “wudel”nya sendiri. Tidak datang ke tempat kerja dengan tanpa alasan (definisi menurutku), akan menjadikan citra seseorang terjatuh, tidak memiliki moral responsibility maupun tidak menghargai pekerjaan itu sendiri. Itulah kenapa mangkir menjadi kegiatan yang sangat-sangat aku hindari…
----------------
Kejadian ini menimpaku akhir bulan kemarin, ketika hasil penilaian kelompok, disebutnya sebagai TPO (team performance objective) di publikasikan ke segenap coordinator di berbagai unit ditempatku kerja. Waktu itu kebetulan coordinator unit tempatku belum begitu memahami bagaimana membuka pesan internal tersebut, dan akulah yang membantu dia untuk membukanya.
Betapa terkejutnya aku, ketika hasil penilaian kelompok tersebut sangat jatuh, hanya .....% (sangat-sangat jelek !!!), dikarenakan banyaknya karyawan yang mangkir…..
1. Aku : dicantumkan hasil absensi, terdapat 4 hari total mangkir dalam satu bulan
2. Temanku : dicantumkan hasilnya 7 hari total mangkir…
3. Ada lagi : 1 hari mangkir
4. Temen yang lain : 17 hari mangkir..
Aku langsung protes ke koordinatorku kenapa bisa begini? Aku berani bersumpah, aku tidak pernah mangkir sama sekali, telat datangpun tidak pernah. Yang ada adalah telat pulang !!!, tapi kenapa hasilnya bisa seperti ini?
Waktu itu, aku sangat berterimakasih sekali sama koordinatorku karena dia dengan sigap langsung menindaklanjuti ketidak beresan hasil2 absensi tersebut kebagian yang berwajib (baca : HRD), dan hasilnya adalah, TERJADI KESALAHAN.
Aku tidak begitu tahu dimana letak kesalahannya, tetapi yang jelas, aku sangat kecewa dengan kinerja maupun system yang dipakai sebagai analisa absensi tersebut.
Hal ini dikarenakan akan sangat berefek pada penilaian kelompok, penilaian pribadi maupun penilaian akhir tahun seorang karyawan.
---------
Kemarin2 ini aku menanyakan langsung berkaitan dengan analisa ke-mangkir-an ku ini. Aku tanyakan bagaimana bisa jadwal tertera adalah libur tapi analisa hasil akhir aku disebut2 mangkir??
Jawaban yang tidak mencerminkan perasaan bersalah dan hanya bilang “ya nanti akan kami cek kembali”
Gubrak…..bagaimana bisa begini?
-------------
Pernah mendengar mengenai medication error? Service excellence? Patient safety? Semua itu adalah tuntutan yang diberikan kepada karyawan oleh perusahaan. Namun ketika hak-hak karyawan serasa di penggal, dikebiri dan adanya ketidakjelasan. Apa harus semua kewajiban tersebut masih berlaku juga?

Pesan Tiket Pesawat Online yang bermasalah


Setelah 4 tahun sudah aku tidak pulang kampung dan bersilaturahmi dengan keluarga, akhirnya bulan November kemarin aku putuskan untuk pulang ke rumah juga.
Masih teringat sekali, waktu itu wisuda sarjana tahun 2005 saat aku ditemani oleh kedua orang tuaku dan wisuda profesi tahun 2006 adalah saat terakhir aku bertemu dengan anggota keluargaku. Menggebu-gebu rasa rindu ini menyesakkan dada disetiap saat, cuman diakhir tahun 2005 itu keluargaku memutuskan untuk pindah ke Kalimantan, tepatnya di Kabupaten Kotawaringin Timur (orang-orang lebih mengenalnya Sampit). Jadi semakin jauh lah jarak antara kami. Taka pa, yang penting komunikasi via telpon atau hanya sekedar via short message selalu kami jalin. Jadi Alhamdulillah silaturahmi tetap terjaga.
Setelah bekerja menetap di sebuah rumah sakit di tangerang selama dua tahun, akhirnya aku bisa mengumpulkan libur cuti yang bisa digunakan untuk pulang ke rumah.
Aku putuskan untuk neik pesawat saja, karena setelah aku searching di internet ternyata ada pesawat yang bisa mencapai Sampit. Pilihan naik pesawat karena kalau jalan kaki pasti gak mungkin, naik kapal bakalan berhari-hari nyampe Sampit-nya.
Naik pesawat bukanlan yang pertama kali buatku, tapi ini adalah pertama aku naik pesawat sendiri dan aku urus sendiri.
Setelah hasil searching menunjukkan bahwa ada satu maskapai penerbangan nasional (M = nama burung) adalah satu-satunya maskapai penerbangan domestic yang mencapai Sampit, akhirnya aku coba buka web dari maskapai penerbangan tersebut, dan ternyata benar bahwa disana disebutkan adanya penerbangan tujuan ke bandara H. Asan Sampit dari Cengkareng Jakarta. Tapi sayang tidak setiap hari ada rute penerbangan ke sana.
Tanggal 13 November aku pilih menjadi tanggal pemberangkatanku, saat booking tiket online. Dan tanggal 18 November sebagai tanggal kembali dari Sampit. Aku bersyukur banget tanggal tersebut ada rute penerbangan dari pesawat “M” ini.
Booking sudah aku lakukan, sekarang tinggal bayar tiket via ATM.
Di web tersebut dijelaskan bagaimana tata cara dan peraturan bila seseorang akan melakukan booking via online.
1. Jika 3 jam booking sheet tidak diselesaikan pembayarannya, maka tiket hangus.
2. Pembayaran bisa dilakukan via ATM Mandiri Visa, Klik BCA dan kartu kredit.
Pokoknya, aturan dan langkah-langkah pembayarannya jelas banget.
Pas nyampe di ATM Mandiri, aku ikutin saja langkah-langkah yang disebutkan di web tadi, nah diakhir transaksi disebutkan “Maaf transaksi yang anda lakukan tidak dapat kami proses, untuk lebih jelasnya hubungi call centre”.
Gubrak…..!!! kenapa ini? Akhirnya aku sambangi kantor Bank tersebut yang letaknya disamping ATM. Waktu itu aku bertemu dengan satpamnya saja karena kantor sudah tutup katanya. Aku sampaikan saja masalah yang aku alami, dan kata pak satpamnya kemungkinan karena jaringan ATM yang lagi bermasalah….
Aku hubungi saja call centre bank mandiri, yang nerima customer service aku lupa namanya, tapi malah dia kayaknya bingung karena tidak paham dengan langkah-langkah yang aku lakukan via ATM mandiri, katanya langkahnya tidak begitu…
“Lha kok, gak kompak gini antara Mandiri dan Pesawat “M” ini???”
Duh…gimana neh, aku kan harus booking tiket, takut kehabisan atau kalau bookingnya mepet ntar dapet harga yang mahal.
Hari berikutnya aku booking lagi via online, dan aku coba bayar lagi via ATM mandiri visa. Lagi-lagi masalah yang sama terjadi, bahwa proses transaksi tidak dapat dilakukan.
Jailah…masalah jaringan lagi? Pikirku. ..
Aku sambangi lagi satpam yang sama, aku langsung ceritakan masalah yang sama, dia tetap jawab mungkin jaringan, atau hubungi call centre lagi….
Yah…gak menyelesaikan masalah banget.
-------------------
Akhirnya Aku hubungi saja call centre maskai penerbangan “M” ini dan disarankan booking via call centre ini saja. Memang harganya lebih tinggi dibandingkan dengan booking via online internet, tapi gak papa dech, yang penting dapet tiket buat pulang.
Benar adanya, setelah dapet kode booking dari si mas yang nerima bookinganku, pas aku mau bayar di ATM langsung bisa dip roses…..
“Jiah….ini mah namanya kebohongan terstrukture..” pikirku….
Jadi, intinya : booking via call centre harga lebih mahal, booking via internet walau harga murah tapi tidak bisa dip roses……
“Buang-buang waktu saja…”
TIPS :
Mau naik pesawat murah? Booking saja via call centre, satu tahun sebelum jadwal keberangkatan….