Rabu, 31 Oktober 2012

Suatu saat pasti kurindukan rutinitas yang dulunya kadang aku benci.

Dan benar saja, ketika saat ini aku berkutat dengan tugas-tugas kuliah. Berkutat dengan banyakny jurnal-jurnal yang harus aku baca, update keilmuan dan berbagai metodologi yang harus aku pahami. Aku rindu saat-saat itu. Saat dimana aku terasa tanpa beban. Berangkat kerja, kerja, pulang kerja, istirahat, kerja lagi dan seperti itu sehari-harinya.
Ketika rutinitas sudah dijalani dalam tempo waktu yang panjang dan berulang-ulang, memang membutuhkan adanya break dan rest. Memutus rutinitas dan membuat rutinitas yang baru, hingga kemudian menambah pembelajaran serta memperkaya fikiran dan definisi kehidupan.
Orang yang mengalami rutinitas yang sama mendifinisikan hidup hanya sebatas mencangkul dan menanak nasi. Namun tidak demikian jika kita berfikir bahwa diluar sana, didepan sana masih banyak jalan hidup panjang yang patut kita lalui, patut kita coba melangkah kesana. Begitulah yang memotivasiku untuk keluar dari rutinitas, yang sebagian orang menyebutnya comfort zone.
Sebagai contoh dalam perjalanan hidupku, shift malam, sebuah rutinitas yang sangat menjemukan ketika dilakukan berkali-kali dan dengan berat hati. Dimana orang lain sedang lelapnya istirahat, seorang perawat bekerja di ICU memantau dan memastikan pasien-pasienya aman. Ketika keluarga-keluarga pasien beristirahat di ruang tunggu yang nyaman, saya sebagai perawat memastikan bahwa pasien yang dirawat terpenuhi semua kebutuhan hidup manusianya. Suatu ketika, saat rutinitas menyuapi, membersihkan mulut/ oral hygiene, mensuction, mengambil kultur sputum yang selalu dinyatakan tidak valid. Waktu itu sangat menjemukan dan ingin menyudahinya. Namun kini, aku merindukannya lagi. Ach..manusia memang seperti itu adanya.
Kini aku memiliki ritme yang berbeda, status sebagai student menjadikanku wajib belajar dan mengerjakan tugas-tugas perkuliahan. Dulu aku jarang membaca dan update ilmu, kebanyakan waktu kulakukan untuk kerja dan selebihnya untuk nonton tv, jalan sama temen, atau badminton. Sekerang lain sepenuhnya.
Keluar dari zona nyaman kadang sangat sulit untuk menemukan diri kita kembali. Sudah hampir 10 tahun yang lalu terasa otak ini tidak di isi dengan berbagai macam subject mata pelajaran, seperti spon yang dah mengeras, tidak akan mudah menyerap air kembali. Namun otakku bukanlah spon. Aku hanya belum terbiasa saja.
Kuatur kembali jadwal-jadwalku, aku membuat perencanaa yang matang. Ku sesaki waktuku dengan padatnya jadwal yang kubuat sendiri. Kebiasaan-kebiasaan dilingkungan yang tidak jelas kadang membuatku sedikit tergoda untuk mencobanya hingga ku hianati jadwalku sendiri. Namun dengan kutempel jadwal di depan meja kerjaku, aku bisa dihadapkan kenyataan yang ada.
Kutandai hal-hal yang sangat urgent dan harus diselesaikan dengan segera. Ku tandai deadline-deadline yang mengejarku. Siapapun bisa melakukannya, asalkan dia mau berusaha. Begitulah kata-kata yang selalu memotivasiku. Ini bukanlah mimpi, ini nyata dan wajib dinyatakan dengan hati. Seorang teman mengatakan, ketika semua dilakukan dengan hati, hati yang ikhlas dan taqwa, keihlasan dan ketaqwaan hanya pada Alloh, maka semua akan menjadi mudah.

Selasa, 30 Oktober 2012

Langkah Pengajuan Beasiswa Erasmus Mundus Action 1

1. Pantengin website Erasmus mundus http://eacea.ec.europa.eu/erasmus_mundus/results_compendia/selected_projects_action_1_master_courses_en.php#fragment-4 atau masukan “Erasmus mundus program” di search engine-nya google Sering-seringlah di cek websitenya, biasanya pembukaan pendaftaran dibulan September-Desember tiap tahunnya.
2. Pilih Action 1 Disana terdapat action 1, action 2 dan action 3. Masing2 ada penjelasannya dalam website, yang jelas. Action 1 adalah beasiswa “full scholarship” baik untuk master maupun doctoral. Action satu bisa di akses oleh individual tanpa adanya embel2 kerjasama institusi pendidikan di Indonesia dan institusi pendidikan di eropa.
3. Pilih program Master Kalau mau program doctoral juga ada, tp yng khusus keperawatan sptnya belom ada. 4. Pilih salah satu field yang sesuai dengan keinginan Biasanya akan diberikan link website untuk masuk kedalam halaman web masing2 program.
5. Langsung masuk ke website Setahuku, terakhir buka (4/9/2012) ada 4 pilihan bidang kesehatan yang menarik untuk di apply
a. http://www.masternursing.eu/
Program ini yang saat ini saya jalani.
b. http://www.pubhealthdisasters.eu/
c. http://www.em-troped.u-bordeaux2.fr/
d. http://www.europubhealth.org/index.php/en/
Secara teori, kita bisa apply maksimal 3 program studi secara bersamaan. Namun nantinya setelah diterima harus pilih salah satu.
6. Syarat-syarat sesuikan dengan tiap bidang studi yang diinginkan
7. Misalkan kamu pilih program no.5 diatas, sesuai website disebutkan bahwa syarat-syaratnya adalah :
a) A complete and signed standard application form
Kamu daftar secara online diwebsite-nya, setelah daftar selesai kamu print form pendaftaran yang sudah kamu isi.
b) A copy of the passport or other official identification proof
Harus ada, copy bagian depan yang ada fotonya saja. Ingat : jangan asal copy, hasil copy passport juga harus di legalkan ke notaries atau ke imigrasi.
c) University certified or notarized copies of diplomas and translations in English.
Copy ijazah dan transkrip nilai yang sudah dalam bahasa inggris. Sebaiknya translator yang tersumpah, atau kalau ada yang dari universitas langsung. Baiknya kedua dokumen ini disahkan juga ke Departemen Hukum dan Ham serta Departemen Luar Negeri
d) Copies of diploma supplements stating courses completed and grades obtained for each course and translation in English.
Boleh disertakan sertifikat pelatihan ataupun seminar, symposium atau apapun yang kamu anggap mendukung. Baiknya yang dalam bahasa inggris. Note : jangan asal di copy, baiknya setelah di copy trus di sahkan oleh notaries.
e) Copies of language tests scores and language certificates (TOEFL/IELTS, etc.) or an official letter from your University stating, that studies were in English.
Pengalamanku, menggunakan Institutional Paper Test (Toef IPT) dari UI. Ada batas minimalnya di website bisa di liat. Kalo terpaksa hasilnya gak nyampe, jangan minder n gak jadi daftar. Daftar saja!! Rejeki Alloh yang atur kok. Yang penting niat baik, berdoa, berusaha dan sedekah!!
f) Letter of motivation Dibuat dalam bahasa inggris, mengenai contoh2 isi motivation letter bisa di cari di google dengan ngetik “Motivation letter” di search engine-nya google… Ingat : bukan untuk di jiplak isinya tapi untuk referensi saja. Bisa juga buka http://emundus.wordpress.com/ untuk mengetahui tips2 membuat Motivation letters tersebut
g) 2 reference letters Baiknya 1 dari University asal (Undip) satunya dari t4 kerja. Boleh diberikan lebih, misal dari organisasi profesi dll.
h) Academic and professional CV
Pembuatan CV harus disesuikan dengan CV2nya orang eropa. Pembuatan CV online standar orang eropa bisa di buat via website http://europass.cedefop.europa.eu/
8. Poit 7 akan sangat situasional tergantung masing2 program pilihan, namun pada dasarnya akan sama spt itu…
9. Mungkin itu dulu, apa yang bisa saya sampaikan. Kalau ada pertanyaan silahkan dilayangkan ke gentole83@gmail.com
10. Good Luck!!

Minggu, 28 Oktober 2012

Tukar Uang Koin

29 Agustus 2012, satu hari menjelang keberangkatanku ke Eropa, aku disibukkan dengan pencarian tempat menukar uang rupiah ke mata uang benua biru tersebut. Ku datangi berbagai money changer di dekat kost ternyata hanya memiliki satu lembar 500 euro. Lima ratus euro bukan nilai yang kecil, kalau di convert ke rupiah pada saat itu mungkin sekitar 6 jutaan. Mana mungkin aku menukar 6 juta rupiah yang segepok menjadi satu lembar uang. Pasti dompetku berasa gak bawa duit. Beberapa referensi mengatakan bahwa sebaiknya membawa pecahan euro yang kecil karena sampai di benua eropa, uang pecahan besar (exc. 500 euro) hanya bisa di tukar dan dipakai di bank saja. Dan sumber yang lain mengatakan sebaiknya membawa uang koin? Hah…uang koin. Hari gini masih jaman uang koin?
Aku berangkat sejak pagi muter-muter, dari areal BSD, dari money changer pindah ke bank Mandiri, bank BCA. Semua mengatakan gak punya uang euro. Aku semakin stress saja karena besok aku sudah gak ada waktu lagi buat mencari tempat menukar rupiah. Aku pikir selama ini, bisa seenaknya menukar rupiah ke mata uang lain. Semudah menukar rupiah ke dolar amerika. Ternyata perkiraaanku meleset jauh.
Sebenarnya aku punya referensi tempat lain, disekitar stasiun gondang dia Jakarta. Tapi itupun aku tidak tahu pasti tempatnya dimana. Akh..kayaknya aku pernah melihat tulisan Gede2 “Money Changer” di daerah Melawai, Blok M. Akhirnya dengan berat hati, dan waktu sudah menjelang sore aku langkahkan kaki menuju Jakarta.
Alangkah nyeseknya ketika sampai di tempat yang aku tuju ternyata Curse Rupiah terhadap Euro dinilai rendah sekali. Padahal aku dah ngecek online masih dibawah 12.000an, di daerah BSD, Bank..gak sekejam money changer daerah Melawai!! (recomendasi : Jangan kesana kalau nuker duit!!! Rugi!!!). Semakin lelahlah kakiku, lemas karena belum menu recehan euro, bahkan tempat nukernyapun belum nemu!
Gondang dia! Yach…aku tahu stasiun itu. Aku pernah nyasar kesana. Jadi, ternyata kesasar itu dikemudian hari menjadi pelajaran dan pengalaman penting. Coba aku belum pernah nyasar ke Stasiun Gondang dia. Mana mungkin aku bisa punya bayangan mengenai tempat tersebut.
VIP Money Changer. Yang aku ingat namanya itu. Sampai di daerah stasiun gondang dia dah hampir maghrib. Sekitar jam 17.30 dan tempatnya gak keliatan juga. Alhamdulillah seseorang menunjukkan aku dimana tepat yang aku maksud. Namun, sekali lagi kakiku dibuat lemas karena ternyata tempat tersebut telah tutup. Sambil nyebrang kea rah VIP, aku dah merencanakan besok akan datang pagi2 dan sampai tempat ini jam 9. Langsung balek ke BSD, karena jam 12 aku harus sudah cabut dari kost dan berangkat ke bandara. Wow!! “Ada tempat lain yang seperti VIP di daerah sini pak?” iseng kutanyakan pada security penjaga VIP. “Ada mas, tahu toko buku Gunung Agung?” tanyanya. “Oh..iya, saya lihat tulisannya Gede2 disana” aku sambil menunjuk kearah tulisan Toko Buku Gunung Agung daerah tugu Tani. “Tapi masih buka gak ya pak?” lanjutku.. “Masih mas, namane Ayu Mas. Buka 24 jam.” Terangnya kemudian.
Sambil mengucap terimakasih berkali-kali, dan hamdalah aku langkahkan kakiku menuju tulisan toko buku Gunung Agung di sekitar Tugu Tani. Buka 24 jam, berarti tempatnya Gede. Dan ternyata memang seperti dugaanku. Tempatnya tidak seperti money changer di tempat lain yang hanya kecil dan tidak nyaman. Di Ayu Mas Money Changer pelayanannya bagus. Dilayani layakny di bank. Akupun langsung request, pecahan euro yang kecil-kecil dan ternyata dikabulkan. Pecahan terkecil 5 euro. Untuk koin tidak ada. Syukur dech…
Kembali ke tema awal mengenai uang koin. Ada temen seperjalananku yang terobsesi dengan kata-kata “sebaiknya punya pecahan kecil euro, karena taksi biasanya gak punya kembalian untuk uang euro yang gede2” akhirnya sesampainya di bandara Lisbon (Lisboa Aeorporto) Portugal. Dia menukarkan dolar ke pecahan euro, pecahan koin! Katanya buat jaga2. Okelah..maklum kami yang terbiasa di Jakarta atau kota2 lain di Indonesia yang penuh calo dan sopir2 taksi yang suka iseng ngerjain penumpangnya. Jadi bayangan2 diputer2 calo, di bawa sopir ke antah barantah ternyata tidak kami temukan di sini.
Uang koin di Indonesia, banyak sekali. Namun lambat laun sudah terlupakan. Bahkan nilai 1000 rupiahpun ada yang koin. Aku sampai mengumpulkan koin banyak sekali, pecahan 100, 200, dan 500 rupiah di kostku. Masih banyak sampai sekarang, masih aku simpen karena bingung mau diapakan. Kalau kemana-mana lebih ringkes pakai uang kertas. Dan tidak terdengar kemprincing.
Namun lain tempat kalau bukan Eropa, Portugal. Disini ternyata uang koin sangat berarti. Dibawah 1 euro masih ada pecahan2 lain lagi. Pecahane namanya “sen”. 1, 2, 5, 10, 20, 50 sen. Dan tak kukira, baru juga melangkahkan kaki ke luar bandara, pergi ke toko penjual sim card perdana, dikembalikannya banyakan koin. Naik taksi, bayarnya pake koin.
Uang koin di Portugal atau mungkin Eropa pada umumnya masih sangat digunakan. Kemana-mana kalau pulang pasti mengumpulkan koin. Namun bukan kemudian bingung mau diapakan. Karena uang koin sangat berharga. Mau naik metro di Lisbon, harga tiketnya 1,25 euro. So pasti menggunakan koin juga. Bahkan belanja di supermarket atau belanja dimana-mana tidak jarang aku temui orang bayar dengan koin pecahan kecil-kecil, dan akan diitung dengan teliti dan pelan-pelan oleh kasiernya. Yang antri dibelakangnyapun tidak akan marah walaupun antrian jadi terkesan lama karena menghitung koin.
Selain buat bayar metro dan bus, biasanya koin-koinku aku gunakan untuk membeli minuman di mesin otomatis atau membeli koin untuk laundry cucian. Kalau dijakarta, mesin otomatis penjual minuman di halte busway atau di tempat umum harus dibayar 10ribuan kertas, kalau di Portugal cukup dengan koin 0,4 euro.
Itulah, secuil kisahku mengenai koin-koin yang selalu aku kumpulkan kalau di Indonesia dan kadang tidak tahu harus diapakan. Namun disini, sekecil apapun, 1 sen-pun aku ambil juga kalau jatuh. Hehe. Lumayan bisa dikumpulkan dan dipakai beli air mineral.