Kamis, 14 Oktober 2010

One Day No Rice

Program yang dicanangkan oleh pemerintah ini lagi boomingnya dan lagi hangat-hangatnya di perbincangkan di berbagai media, baik cetak maupun electronik.
Sebuah program yang menganjurkan masyarakat Indonesia untuk menyempatkan satu hari dengan tanpa makan nasi. Dalam rentang waktu berapa lama ya? Tiap seminggu sekali, sebulan sekali atau seumur hidup sekali? Aku belum begitu memahaminya. Namun pada dasarnya ya itu tadi, program “sehari tanpa makan nasi”.

Program ini masih ada yang pro dan juga kontra, ya namanya program baru pasti bakalan menuai banyak protes2 gitu. Kalau menurutku sich program ini ada manfaatnya kok, walaupun mungkin untuk menjalankannya akan banyak kendala, ya secara program ini diperuntukkan bagi semua masyarakat Indonesia, bagaimana cara mengendalikan, bagaimana cara mensupervisi dan mengawasi agar program ini tetap berjalan? Bagaimana jika tidak dijalankan? Apakah aka nada sanksinya?

Jadi menurutku program ini akan sangat individual sekali, mungkin himbauan saja, karena mengingat merubah perilaku pasti akan memerlukan waktu yang tak sedikit dan cara yang tidak mudah.

Apapun itu, aku menyambut program atau himbauan ini baik juga untuk kesehatan. Baik dipandang bagi kesehatan sebuah Negara Indonesia maupun kesehatan individu yang melakukannya. Menurutku, bisa juga diartikan dengan “sehari tanpa makan nasi”, kita kembali menghargai kekayaan sumber daya alam yang ada di Indonesia ini, kekayaan alam yang berlimpah, dengan berbagai macam sumber karbohidrat layaknya nasi.

Aku sempet berdiskusi, lebih tepatnya tanya-tanya ke ahli gizi di tempatku kerja mengenai apa saja yang cocok dimakan sebagai pengganti nasi, dan ternyata memang banyak sekali. Mulai dari Talas (Tales : jawa), singkong, sagu, ubi, kentang, sampai ke tepung-tepungan seperti tepung hunkwe, tepung terigu, tepung maizena, macam-macam mie seperti mie kering, mie basah, bihun, sampe biscuit, krekers, havermut, dan roti putih.

Nah…ternyata banyak banget kan?

Pertanyaan selanjutnya adalah, apakah kita akan merasa kenyang dengan makan selain nasi? Karena seringkali kita men-setting dalam benak kita bahwa “belum makan kalau belum makan nasi” sehingga belum kenyang dech walaupun dah makan banyak-banyak.
Ya itu bisa jadi hanya sugesti saja, karena pada dasarnya menurutku perasaan kenyang adalah sugesti. Selain itu, makan juga harus dipertimbangkan jumlah kalorinya. Dimana kandungan kalori setiap makanan sumber kalori (disebut sumber hidrat arang) akan berbeda-beda, sedangkan setiap kita memiliki kebutuhan kalori yang berbeda ditentukan berdasarkan berat badan dan tinggi badan.

Dari hal tersebut untukmendapatkan kalori sesuai kebutuhan, khususnya ketika kita ingin menjalankan program satu hari tanpa nasi ini, kita perlu mempertimbangkan jumlah (dalam berat/ gram atau ukuran lainnya) dari makanan pengganti nasi tersebut.
Misalnya saja, kita biasanya makan 100 gr nasi sehari, maka untuk mendapatkan kalori yang sesuai dengan berat nasi tersebut dibutuhkan 2 buah kentang dengan berat 210 gr (ini berdasarkan leaflet yang diberikan oleh ahli gizi di tempat saya bekerja yo…..)

So, gak ada salahnya untuk mencoba menjalankan program ini, individual saja mungkin. Gak harus dipaksakan,lebih baik dihimbau dan diberikan role model saja dengan komitmen bersama.

Tapi, terakhir aku bayangkan adalah apa ya enak ya? Makan sate kambing disertai biscuit, roti putih (roti tawar), atau bahkan dengan havermut? Kayaknya gak bisa bayanginnya dech….hehehehehehe…

Jadi, PR-ku sekarang adalah, mencoba mencari gabungan-gabungan makanan yang tepat, cocok dan enak dari masing-masing sumber karbohidrat itu ketika akan di makan dengan jenis sayur apa, jenis sumber protein apa, dan lainnya…

Apakah anda berminat untuk mencoba menjalankan program “sehari tanpa nasi ini?”

Kenapa hanya sehari? Gak pengen lebih…?

Tidak ada komentar: