Senin, 03 Desember 2012

Beasiswa dan Sistem Perbank-kan di LN (Portugal)

Mendapatkan beasiswa penuh untuk melanjutkan pendidikan ternyata membutuhkan modal juga. Dulu aku pikir semua akan di tanggung oleh si pemberi beasiswa, ternyata perkiraanku salah. Namun sebenarnya tidak sepenuhnya salah. Hanya butuh proses saja untuk mendapatkannya. Sehingga akupun mengeluarkan modal untuk tiket perjalanan hingga mencapai universitas tempat aku belajar dan biaya satu bulan pertama hingga beasiswa diberikan. Sebenarnya pihak pemberi beasiswa memiliki budget untuk biaya perjalanan, hingga pengurusan visa dan yang lain. Masalahnya budget tersebut akan diberikan setelah mahasiswa sudah ditempat tujuan. Jadi mau tidak mau ya aku keluar modal juga. Ini yang aku katakana, tidak sepenuhnya salah.
Satu bulan pertama itulah setiap mahasiswa dengan biaya hidup dari kantong masing-masing diharuskan membuka rekening bank di negara setempat. Prosesnya memberikan pengalaman yang banyak mengenai perbank-an di luar negeri terkait proses pengajuan pembukaan rekening hingga proses beasiswa yang tidak kunjung turun juga.
Satu minggu pertama aku gunakan untuk mengumpulkan document-dokument yang dibutuhkan untuk membuka rekening. Ternyata baru aku sadari, kalau membuka rekening bank sebagai warna internasional itu tidaklah mudah. Karena banyak syarat yang harus dipenuhi. Bahkan ada beberapa bank pemerintah rekomendasi dari sekolah yang sepertinya “ogah-ogah-an” mengurusi masalah ini dan mereka seakan-akan mempersulit proses pembukaan rekening kami.
Syarat-syarat yang diperlukan termasuk didalamnya adalah keterangan dari sekolah tempat kita belajar, passport, keterangan tempat tinggal dan tax number (kalo di Indonesia NPWP). Dan kenyataan yang aku alami, untuk mendapatkan semua document inipun bukanlah hal yang mudah. Karena harus menunggu dan walaupun tax number (katanya hanya formalitas karena bukan warga negara), beberapa teman mengalami kesulitan untuk mendapatkannya.
Pengajuan di bank pemerintah yang seakan males mengurusi karena mungkin kurang menguntungkan bagi mereka, membuat kami berpindah ke bank swasta. Ada beberapa bank swasta di Portugal yang kami lihat. Ada Millenium Bank, Banco Espirito Santo (BES), dan Sandanter Totte. Karena yang paling dekat dengan asrama adalah BES akhirnya akupun memutuskan untuk membuka rekening dibank tersebut.
Prosesnya ternyata tidak seberapa rumit yang kami bayangkan, karena mereka membantu dalam pembuatan tax number, bahkan dengan document kami yang sudah lengkap mereka akan membuatkan account dalam satu hari. Bayangan akan dipersulit seperti di bank pemerintah itu lenyaplah sudah. Dan kamipun berhasil mendapatkan bank account dan langsung kami kirim ke coordinator konsorsium pemberi beasiswa, berharap uang beasiswa segera turun.
Ternyata tidak semudah yang dibayangkan, beasiswa yang kami harapkan ternyata mengalami kendala. Entah apa yang jadi masalah, namun beasiswa baru keluar setelah berkali-kali kami bergantian mengirimkan email ke sekretaris konsorsium bahwa kami sangat membutuhkan beasiswa tersebut untuk membayar asrama dan bertahan hidup (yang sebenarnya emailnya kadang kami lebih-lebihkan untuk mendapatkan perhatian mereka). Dan Alhamdulillah, setelah hampir 1,5 bulan, beasiswa itupun turun. Jumlahnya cukup lumayan karena mereka memang memberikan budget untuk biaya perjalanan, pengurusan visa, biaya mobilisasi dan yang lainnya.
Dari pengalaman singkat mengenai pembukaan rekening dan masalah beasiswa tersebut diatas, kemudian saya bisa menarik pelajaran khususnya banyak hal terkait system perbank-an di LN. secara tidak langsung saya bisa mengatakan bahwa ada banyak hal-hal baru yang aku temui disini, dimaa di Indonesia menurutku akan sangat bagus jika system perbank-annya memiliki hal yang sama.
Satu hal pertama yang aku nilai sangat bagus dari Banco Espirito Santo (BES) adalah mengenai system kartu ATM. Kita di Indonesia sudah tidak asing lagi dengan kartu ini. Satu hal yang saya anggap penting adalah, bahwa BES memberikan ATM tersebut pada hari pembukaan, dan dua ATM lagi yang akan di kirim dikemudian hari. ATM yang dikirim dikemudian hari salah satunya berfungsi ganda (sebagai kartu debit dan sebagai kartu kredit) dan satunya lagi hanya sebagai kartu kredit. Jadi sekarang saya memiliki 3 kartu ATM yang berfungsi semuanya dengan satu PIN code dan sekaligus kartu kredit. Keuntungan dari hal ini adalah misalnya suatu saat terjadi kehilangan kartu ATM, si empunya tidak terlalu khawatir karena masih memiliki kartu cadangan, tinggal ganti PIN code saja, maka ATM yang hilang sudah terblokir dengan sendirinya. Dan tinggal telp ke customer services dan dia akan mengirimkan gantinya. Kalau di Indonesia, kehilangan ATM menjadikan si empunya harus telp call center untuk memblokir ATM, setelah itu harus datang ke kantor bank untuk mendapatkan ATM yang baru. Menurutku hal ini cukup effective dan membantu sekali. Untuk mencegah kemungkinan orang lupa kartu ATM-nya, jaringan mesin ATM di sini memberlakukan system dimana ketika mengambil uang atau transaksi apapun di mesin ATM, maka ketika transaksi sudah berakhir, yang akan dikeluarkan lebuh dulu oleh si mesin adalah kartu ATM, diikuti oleh uang dan terakhir adalah slip transaksi. Beda dengan beberapa kali pengalaman di Indonesia ketika yang keluar lebih dulu uangnya, maka aku ambil uangnya kemudian buru2 pergi, padahal atm masih ada di dalam mesin atm. Selain itu, mengenai kartu kredit, aku sangat terbantu dengannya karena memudahkanku untuk booking penerbangan domistik maupun internasional ketika aku ingin jalan-jalan keliling eropa.
Selain hal tersebut, ada pengalaman yang membuatku cukup puas dengan BES adalah, ketika waktu itu aku kesulitan mengenai operasional internet banking (karena dalam bahasa portugis) sedangkan aku ingin mencoba internasional transfer. Akupun memutuskan untuk telp call center, namun ditengah pembicaraan ternyata telponku habis pulsa. Alangkah senangnya diriku karena si call center telp balik dan dengan sabar menjelaskan kepadaku bagaimana langkah-langkah yang harus aku ikuti. Sungguh menyenangkan. Terlepas dari BES adalah bank swasta dan populasi di Portugal yang tidak banyak menyebabkan mereka harus memberikan pelayanan yang terbaik bagi konsumennya. Namun hal ini sangat bagus jika di ikuti oleh semua bank di Indonesia.
Mengenai beasiswa, pelajaran yang saya dapatkan adalah. Bahwa memang betul butuh modal yang ternyata tidak sedikit, karena beberapa teman ada yang hanya membawa seikit simpanan dan mengaharap beasiswa turun dengan segera. Namun ternyata kenyataan berbicara lain, hingga seorang teman ini harus mengirit dan meminjam beberapa teman. Satu hal lagi, setelah mendapatkan beasiswa gunakanlah beasiswa tersebut dengan bijaksana. Karena terkadang, untuk bulan-bulan selanjutnyapun masih juga ada keterlambatan pemberian beasiswa dari konsorsium.
Selamat mencoba applikasi beasiswa ya friends. Jangan pernah putus asa untuk mencoba, insyaAlloh ada pemberi beasiswa yang menunggu anda…hanya waktu yang akan menjawabnya.

Tidak ada komentar: