Jumat, 07 Desember 2012

The Real Master is....

Mengenang pekerjaanku dulu, ternyata baru aku sadari. Disanalah sebenarnya aku menimba ilmu yang sesungguhnya hingga aku mendapatkan program master ini. Bersama merekalah aku banyak belajar dan mendapatkan pengalaman. Sekarang, aku mendalaminya dan memformulasikannya menjadi lebih ilmiah dan terstruktur. Selebihnya, disanalah aku mendapatkan the real master.
Mengenang kembali masa-masa itu, aku jadi teringat mengenai konsep staffing. Seperti disampaikan oleh seorang Prof di sini bahwa staffing atau pengaturan ketenagaan itu harus dilakukan oleh orang yang benar-benar mendalami tugas dan fungsi staff. Selain itu seorang “pengatur staff” juga harus mendalami staff tersebut sampai ke masalah psikologis dan type masing-masing individu.
Individu itu unik, masing-masing memiliki sisi yang laen. Selain itu, setiap staff juga memiliki soft skill tersendiri. Soft skill itu kadang sudah menjadi bawaan dan mengakar menjadi tabit dimasing-masing individu. Pengalamanku sendiri mengatakan bahwa, ketika aku tidak berada di “habitatku” aku tidak bisa berkreatifitas dan tidak bisa memberikan yang terbaik. Itu konsepku dulu.
Habitat di RS bagi perawat ya dibagi menjadi banyak unit, ada unit gawat darurat, unit intensive care, dan unit-unit yang laen. Personal opinion, namun berdasarkan pengalaman pribadi dan beberapa teman menunjukkan bahwa ketika seorang staff ditempatkan di unit yang bukan menjadi “habitat” aslinya, seseorang tersebut pasti akan mengalami masalah. Baik susah menyesuaikan diri maupun masalah yang laen. Hal ini tentunya akan berdampak pada performa dan outcome pelayanan.
Sebagai perawat ternyata memang mebutuhkan keikhlasan tersendiri, walaupun perawat yang merupakan point penting dari pelayanan kesehatan ini seringkali berada dalam jajaran yang terpinggirkan. Namun demikian, keikhlasan seorang perawat dalam memberikan pelayanan adalah keikhlasan murni sebagai manusia yang diciptakan untuk membantu dan saling melayani. Ketika tengah malam, dingin menusuk tulang, perawat dengan jiwa ikhlasnya mendengarkan keluhan pasien, menemani pasien yang merasa kesepian ditinggal keluarganya tidur, memberikan sentuhan terhangatnya, dan dengan hati lapangnya memberikan kekuatan bagi pasien yang kehilangan harapan. Semua perawat lakukan.
Disana pulalah aku mengenal konsep skill mix, dimana konsep skill mix ternyata sudah kami kenal dan kendalikan sedemikian rupa sehingga pelayanan tetap bisa dijalankan sesuai dengan semestinya. Skill mix yang kami punya sangat beragam, level pendidikan, level sertifikasi, bahkan kami punya dari zero to hero. Semua ada. Namun demikian, tanpa kami sadari, konsep skill mix tersebut sudah kami lewati tanpa adanya celah. Kami sangat menikmati, walau terkadang sangat kami rasakan kelelahan dan rasa capek. Namun kebersamaan ternyata melebihi segalanya.
Selain itu, kami juga belajar mengenai nursing care delivery system, walaupun aku baru mengenal istilah tersebut sekarang, setelah studi literature secara sistematis, namun ternyata kami disana sudah melakukannya dengan baik. Kami mempertimbangkan skill mix, kebutuhan pasien, level pasien, ratio perawat dan pasien serta lingkungan kerja yang penuh dengan disiplin ilmu. Kami sebagai perawat selalu menetralkan diri, selalu mengedepankan kepentingan pasien bahkan diatas kepentingan kami sendiri.
Disana pulalah aku mengenal adanya nursing relationship dan health working environments. Semua istilah2 dan model2 yang aku pelajari ternyata secara tidak langsung sudah aku dapatkan disana. Bersama mereka, teman2 terbaikku. Teman-teman yang selalu mendukung satu-sama lain, bersama dalam team work, bersama memberikan yang terbaik bagi pasien.
Atau bahkan teori mengenai transport pasien intra dan inter hospital yang disampaikan oleh seorang master dari RS setempat. Dengan semangatnya beliau menyampaikan guidelines transport pasien, hal2 yang harus di perhatikan, alat2 yang perlu disiapkan. Bahkan hal semacam itu baru aku denger ternyata ada teorinya, karena aku dah melakukannya berpuluh kali dan semua berjalan dengan baik. Karena kami belajar dari pengalaman dan mempersiapkan semuanya dengan seksama. Seperti kebutuhan oksigen, kebutuhan obat-obatan emergency, kebutuhan peralatan intubasi. Semua yang disampaikan, walau baru denger kalau ada guidelines-nya tapi semua sudah kami lakukan.
Kawan, bersama kalianlah sebenar-benarnya proses master ini dijalani, bersama kalianlah aku mendapatkan apa yang aku inginkan selama ini. The real master is by doing……miss you all as always..
Selamat buat temen2 perawat Indonesia, you are the real master….

Tidak ada komentar: