Senin, 07 Januari 2013

Melihat Islam di Semenanjung Iberia

Masih ingatkah berapa lama kehidupan dan cahaya islam menerangi semenanjung Iberia? Atau lebih tepatnya dari abad berapa – abad berapa? Sesuai dengan Wikipedia yang pernah aku baca, antara tahun 711 – 1492 Islam sudah bercaya di bumi Andalusia ini. Hampir 7 abad lebih. Baiklah, aku tidak akan membicarakan mengenai sejarah, karena kadang aku sendiri suka lupa dengan tahun2 bersejarah. Jadi intinya begini, 7 abad islam telah menorehkan sejarah di semenanjung ini. Islam telah menciptakan kemakmuran dan pondasi kehidupan pada tatanan hidup yang lebih baik bagi bangsa eropa utara ini. Katakanlah, setelah abad 15 atau 16 itu islam telah benar-benar dilenyapkan dari semenanjung Iberia. Disana kemudian mulai dibangun banyak gereja. Setiap blok ada gereja. Hal ini hanya ingin menunjukkan bahwa begitu religiusnya penguasa saat itu? Atau hanya ingin menunjukkan kesombongan dan keangkuhan semata? Karena nyatanya, sekarang ini paling banter hanya satu gereja yang masih active sengan jemaahnya yang bisa diitung. Dan bangunan yang lain ditinggalkan begitu saja dengan kedinginan dan keangkuhannya.
Sekarang ini abad 21, kebanyakan warga negara di semenanjung Iberia ini menyatakan dirinya atheis, tidak beragama. Dari kapan mereka menyatakan hal itu? Kembali membuka Wikipedia dan dikatakan bahwa sejak abad 18 di eropa sudah di kenal adanya aliran atheis, dan bisa jadi Portugal dan Spanyol yang sebelumnya adalah semenanjung Iberia juga sudah mengenal atheis.
Jadi kalau dihitung, sejak diusirnya islam di semenanjung Iberia hingga aliran atheis muncul hanya berkisar 2 abad saja. Sebuah realitas yang cukup membuka mata dan hati bahwa ternyata Islam lebih bisa bertahan lama dibandingnya dengan kepercayaan lain.
Sejak abad 18 hingga sekarang hampir 3 abad sudah, dan bahkan orang2 di sini lebih terbuka. Dosenku yang seorang atheis dengan terang2an mengatakan bahwa “saya atheis”. Namun demikian, kenyataan yang terjadi sekarang adalah: setelah 3 abad mereka bertahan dengan pengaruh atheis ini, kebanyakan dari mereka kemudian mencari nilai-nilai kebenaran dan karena merasa ada yang kosong di sanubarinya, hingga kemudian mulai memperdalam ilmu mengenai spiritualitas.
Seperti dosenku di mata kuliah advance clinical nursing, beliau menyampaikan dengan sangat bagus mengenai konsep holistic nursing, dengan konsep Virginia Henderson yang mantap. Dan di akhir kelasnya, beliau menanyakan kepada kami mengenai bagaimana kalian melakukan intervensi keperawatan dengan mempertimbangkan nilai spiritualitas. Professor ini menyampaikan bahwa, saat ini di Portugal khususnya, banyak ilmuwan snagat consider mengenai hal ini. Nilai spiritualitas dipandang sebagai nilai yang bisa menguatkan seseorang di akhir-akhir kehidupannya. Dalam hati aku berkata, harusnya sejak sejak lahir, nilai-nilai spiritualitas sudah ditanamkan Prof, hingga kematian pun nilai-nilai ini akan terus dibawa.

Tidak ada komentar: