Kamis, 18 Desember 2008

Kitapun Bisa


Seperti hari-hari biasanya, setiap makan siang tiba di warung dekat kost pasti terjadi antrian orang-orang yang akan membeli makan. Hari ini seperti biasanya akuikut mengantri didalamnya.

Didepanku ada tiga orang yang sedang mengantri membeli nasi bungkus dan beberapa gorengan, dan di belakang ku ada seorang bapak yang baru saja datang.
Bapak ini sudah cukup tua, mungkin usianya 60 tahunan keatas, dengan celana pendek dan kaos oblong, beliau ikut antri. Kulirik di tangannya ada beberapa uang recehan yang di genggamnya.

Tiba giliranku untuk membeli makanan, aku beli nasi bungkus satu dan beberapa gorengan serta teh anget.

Setelah ibu penjual melayaniku, dia langsung bertanya ke bapak yang ada di belakangku tadi.
“Lho Pak, tadi kan sudah kesini, ada yang mau di beli lagi”
“Ini lho Bu, kayaknya kembalian tadi ada yang salah”
“Oh, gitu ya, lha gimana?”

Bla…bla…dan dijelaskanlah oleh s bapak mengenai kembalian yang dirasanya lebih 500 rupiah. Dan dia sengaja ikutanantrian dan kembali ke warung hanya untuk mengembalikan uang 500 rupiah tersebut.

Subhanallah, sembari membereskan nasi dan gorengan yang aku beli, dalam hati aku berfikir, dapatkan aku melakukannya seperti bapak yang sudah tua tadi? Ya hanya 500 rupiah, namun itu bukan hak kita.

Bukankah sudah jelas hukumnya bagi siapa saja yang memakan sesuatu bukan hak milik kita,
“Hai orang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janglah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu” (QS. Al-Nisa’ [4]:29).

“Dan janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya dan janganlah kamu merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan”(QS. al Syu`ra[26]:183).

Tidak ada komentar: