Minggu, 17 Agustus 2008

Akupun menginginkannya




Beberapa waktu lalu, seorang temen memberikan kabar gembira terkait rencana dia untuk melangsungkan pernikahannya. Perencanaan yang matang telah dia buat semenjak kuliah dulu. Pada saat mendengar berita tersebut, muncul perasaan iri dan cemburu dalam diriku, cemburu karena hingga umurku yang telah seperempat abad ini belum juga memiliki perencanaan yang matang menuju kearah sana.


Selayaknya orang-orang pada umumnya, akupun menginginkan adanya sebuah acara nan khusyuk dalam balutan sacralnya akad nikah, di iringi sholawat dan salam yang menggema di relung-relung jiwa, di taburkan ucapan hamdallah dan senyum bahagia kedua orang tua... ah mimpikah?


Sejenak ku tata hati melewati kesendirian yang tak berujung, ku tadaburi diri mencari keyakinan hati menujunya, kulewati malam-malam panjang berkholwat bersama-Nya mencoba mencari jawaban pasti akankah hal itu terjadi di sepenggal waktuku di dunia ini.


Ah...penantianku...bagaimana memulainya, bagaimana menatanya, bagaimana.... Aku,masih begitu lugu, aku masih begitu senang bermain layaknya anak kecil tanpa beban, aku....ah...




Sego (Nasi) Kucing


Beberapa orang mungkin pernah mendengar istilah Sego (Nasi) Kucing, yaitu sebungkus nasi disertai lauknya (tidak ada yang istimewa). Kenapa di beri nama Nasi kucing barangkali karena alasan yang fisikly yaitu karena prosinya yang kecil (bisa dihabiskan dalam 2-4 kali santap saja bagi orang dewasa) yang mirip dengan porsi makan kucing sehingga di berilah nama "Nasi Kucing"

Secara rinci tidak ada yang mengetahui sejarah kapan mulainya Nasi kucing beredar di pinggir-pinggir jalan kota di jawa tengah (jogja, solo, semarang dan kota-kota kecil lainnya) namun yang pasti kini nasi kucing telah setia menanti penggemarnya

Penggemar nasi kucing biasanya adalah anak-anak mahasiswa (walaupun tak jarang orang umum juga membelinya) ataupun orang-orang yang suka bergadang di malam hari sehingga dengan mudah dapat menemukan nasi di tengah malam (karena biasanya nasi kucing ini akan mulai bermunculan di sore hari hingga larut), namun demikian ada beberapa tempat juga yang menjajakan nasi kucing di pagi hari (warung nasi kucing dekat Gd. MTKP Jateng sebagai contohnya)

Membahas mengenai bentuk fisiknya, seperti telah saya singgung di atas, nasi kucing memiliki prosi yang sedikit, di bungkus seperti layaknya nasi bungkus biasa, berisi nasi dan lauk. Berdasarkan pengamatan dan pengalaman selama 5 tahun di Semarang, nasi kucing berisi banyak macamnya, ada nasi kucing berisi teri, ayam, sarden, kering, belut, telur, dan masih banyak varian yang lainnya. Tentunya bentuk lauk-lauknyapun kecil.

Para penikmat nasi kucing biasanya akan menghabiskan 3-4 bungkus nasi di tambah beberapa gorengan dan minuman hangat baru merasakan kenyang. Harga nasi kucingpun akan bervariasi dari 800-1300 rupiah. Harga yang cukup murah untuk sebungkus nasi tetapi setelah di hitung-hitung untuk sekali makan biasanya akan terasa juga "ternyata habis banyak juga..." hehehehe

Bagi orang yang sudah kadung tresno sama nasi kucing kadang-kadang akan merasa rindu apabila lama tidak makan nasi kucing, seperti waktu satu tahun di Jakarta kemarin saya tidak pernah merasakan nasi kucing, setelah di Semarang lagi, makanan pertama yang saya cari adalah nasi kucing.